3.15.2009

renungkan bersama

Terkadang gw suka berfikir sebelum tidur, tentang hal yang akhir akhir ini sering gw denger dari temen temen gw. Cuma satu yang jadi pertanyaan gw : ada apa di dalam otak anak manusia yang mengagungkan penghianatan. Okay, ini pasti terdengar sangat klise, tetapi hal ini juga yang gw rasa ga akan pernah kita temuin jawabannya.

Gw ada satu cerita tentang seorang teman. Mereka adalah sepasang kekasih yang sudah sangat lama bersama. Selama ini pula mereka terlihat sangat bahagia, saling melengkapi. Dan sumpah kebersamaan mereka pasti bikin iri semua orang. Tapi, ternyata salah satu dari mereka telah menyimpan ”angan lain” (baca: sang perusak hubungan). Ya, sesuatu yang mungkin dianggap mempunyai nilai lebih dari apa yang telah dia punya. Dan yang lebih ironis, dia udah menyimpan ”angan lain” begitu lama. Sampai dia pernah berkata : ”ini nih yang selama ini jadi motivasi gw!”. hello! (yes, bisa sekalian norak juga sih –aku tertipu aku terjebak bla bla bla-) apa kabar dengan pasangan lo selama ini? Agak capek ya ngelewatin masa sepanjang itu kalo Cuma segini yang di dapetin pasangan lo! Sumpah saat itu juga entah kenapa gw ngerasa emosi banget! Gila, ”sang angan” adalah motivasinya selama ini? Terus mimpi mimpi yang sering mereka ucapkan menguap kemana? Diterjang tsunami? Iya tsunami penghianatan. Plis ya, kenapa sih dia ga bisa bersyukur atas apa yang udah tuhan kasih ke dia? Bersyukur udah ada yang nemenin dia begitu lama. TUHAN! Tobat deh gw.

Terus ada cerita satu lagi. Kali ini mungkin hanya sekedar tekanan jiwa. Agak berat? Ngga juga. Gini, mereka juga udah bertahun tahun berkasih kasihan dan ”berkasih kasihan”. Mungkin karena itu juga si betina ga mau ngelepas si jantan, meskipun si jantan brengseknya udah expert. Ga tau di buat dari apa hati si betina, yang jelas udah seringkali si jantan tertangkap basah sedang ”berselancar” dengan betina lainnya. Tapi apa? Yes, benar : DIAM SAJA DAN MENANGIS. Girls, ayo dong. Mindset ini yang harus dirubah! Seburuk apapun hal yang udah lo lakuin, kalian masih punya harga diri. Batas harga diri bukan cuma sekedar soal lo ”masih” atau ”ngga”. Tapi, di saat lo bisa bersikap tegas dan ga takut buat ngomong yang lo rasain. Itu uda nunjukin kalo kalian PRICELESS.

Pertanyaan gw kayanya ga akan nemuin jawaban yang pas juga. Tapi ga ada salahnya untuk sekedar berfikir dan merenung sejenak sebagai proses pembelajaran dan pendewasaan. Yah, sebagai referensi juga dalam ngejalanin hubungan gw sendiri.

P.S:
*Notes ini dibuat secara spontan dan tidak bermaksud menyinggung atau menggurui pihak manapun. Cheers up ;).

Sisca yunisa.

No comments:

Post a Comment